Senin, 21 Maret 2011

Sebuah Catatan tentang Ide

Satuan terkecil dalam setiap tubuh mahluk hidup bukanlah sel.

Begitulah kata pemateri dalam training motivasi keislaman yang saya ikuti (tepatnya ikut bantu-bantu jadi panitia, hehe).

Loh?

Iya. Sel bukan bagian terkecil. Sel mempunyai inti. Namun inti sel juga bukanlah yang terkecil. Di dalam setiap inti terdapat, kromosom. Di dalam kromosom terdapat DNA. Lalu apakah DNA merupakan satuan terkecil?



satuan terkecil mahluk hidup (Encarta Encyclopedia)

Bukan DNA jawabannya. DNA (Deoxyribonucleic Acid) terdiri dari 'kode-kode' kimia tertentu yang dalam bahasa biologi dan kedokteran disebut sebagai nukleotida. Gabungan kode-kode inilah yang membentuk dan membawa informasi tertentu dalam tubuh kita. Gabungan kode-kode tertentu (gen) yang ada pada diri saya, membentuk warna mata saya menjadi hitam. Gabungan kode-kode tertentu pada kucing menjadikan warna bulunya hitam, putih, atau belang-belang. Gabungan kode-kode tertentu pada pohon palem menjadikan pohon palem memiliki bentuk palem, dan bukan berbentuk pohon mangga! Jadi apa satuan terkecil dalam mahluk hidup? Kode! Kode yang membawa informasi.

Sampai disini saya jadi teringat akan kata-kata dalam film Inception:


An idea is more than a thought. It’s a virus, a cancer of sorts, that can spread until it completely takes over a person, until it defines the person. A single idea from the human mind can build cities. An idea can transform the world and rewrite all the rules.

Dalam arsitektur, gagasan-gagasan mengenai bagaimana kota seharusnya dan bagaimana masyarakat hidup dalam lingkungannya, telah banyak 'diwujudkan' dan dicoba. Tidak sedikit pula yang dianggap gagal. Kota modern Le Corbusier, Chandigarh, contohnya. Atau Bangunan Pruitt Igoe, yang penghancurannya disebut-sebut sebagai simbol runtuhnya modernisme?

Tidak salah lagi ….A single idea from the human mind can build cities… Walupun tidak berarti ide tersebut benar atau salah, layak atau tidak, untuk diterapkan.

Dalam sejarah, sudah terbuktikan bahwa sebuah ide dapat mengubah kondisi dunia secara drastis. Jerman dengan Nazinya, berhasil meyakinkan rakyatnya bahwa mereka dapat menguasai dunia dan memenangkan peperangan karena ide dari seorang Hitler. Saat ini, Amerika bersikap sebagai polisi dunia, karena memiliki ide bahwa demokrasi yang mereka anut dengan kapitalismenya merupakan jalan dan pilihan terbaik yang ada. Silahkan pikirkan sendiri, terbaik bagi mereka atau terbaik bagi semua.

Saya ini ngomong apa sih, ya? Tidak terkonsep ya?

Yang ingin saya sampaikan, tidak selamanya ide-ide yang ada dan diakui banyak orang itu layak kita gunakan. Terkadang memang kita bisa terikut arus. Dan secara tidak sadar mengikuti ide dan pikiran orang banyak yang belum tentu benar.

Arsitektur pun bisa terikut kapitalisme. Lalu arsitektur hanya menjadi konsumsi orang-orang tertentu, dimana seharusnya kelayakan hidup dalam lingkungan yang terbina secara baik dimiliki oleh setiap orang. Saya dapat menjadi agen kapitalis secara tidak sadar!

Dalam kehidupan, contoh yang update dan sedang ramai saat ini, 'bom buku'. Pemberitaan media menyebutkan bahwa ini adalah ulah orang-orang yang ingin menegakan khilafah (vivanews.com). Sungguh, informasi sangat mudah memunculkan ide jamak di kepala orang-orang banyak. Lalu kemudian, orang-orang yang berkerudung dan berbaju panjang dibanding orang kebanyakan disebut-sebut sebagai teroris. Lalu perempuan-perempuan tidak mau lagi menutup auratnya secara sempurna karena takut dianggap 'radikal'.

Radikal. Terdengar ngeri ya? Ditambah seminar yang baru-baru ini diadakan di Jakarta dengan isi 'bahwa kita harus hati-hati terhadap radikalisme islam'. Selanjutnya apa yang terjadi? Apakah orang yang sholat yang kemudian disebut sebagai teroris, ketika orang-orang lain mulai meninggalkannya? Disini terlihat, radikal atau tidak itu sangat relatif dan tergantung pada pembanding.

Oh iya saya mau meng-clear-kan kata 'radikal'. Radikal berasal dari kata radix yang berarti akar. Sehingga kata radikal mengacu pada makna perubahan sesuatu yang mendasar/mengakar. Dengan demikian kata radikal sendiri belum tentu bermakna negatif. Negatif atau tidaknya sesuatu yang radikal adalah pada ISI atau substansi dari perubahannya. Kita permudah dengan analogi. Ketika kita naik kapal, kemudian kapal kita bocor dan dalam waktu 5 menit harus keluar atau tenggelam. Apakah kita lebih baik kita memperbaiki kapal, yang memang sudah rongsok luar biasa, ditengah laut, ataukah melakukan hal 'radikal' dengan keluar "loncat" menyelamatkan diri dari kapal tersebut ke kapal penyelamatan?

Makin ga nyambung ya, tulisan saya? Biarlah tulisan ini kesana-kemari. Sadar atau tidak, setuju atau tidak setuju, tulisan ini pasti (bila bukan pasti, mungkin) memunculkan atau mempengaruhi ide di kepala anda. Periksa pikiran kita, hati-hati dengan apa yang ada di pikiran kita...
An idea is more than a thought. It’s a virus, a cancer of sorts, that can spread until it completely takes over a person, until it defines the person.– Inception