Minggu, 13 Februari 2011

Peradaban Islam di Andalusia


Khazanah dunia islam begitu banyak tersebar di dunia. Termasuk di belahan barat sana. Sebut saja Cordoba, Granada, dan Sevilla yang menjadi pusat peradaban di Spanyol atau Andalusia pada masa lampau. Adalah Thariq bin Ziyad, panglima perang Islam bersama 7000 pasukannya yang menaklukan kota-kota di Spanyol, dan menjadi awal tersebarnya Islam di Eropa.
Dikatakan sebelumnya Andalusia saat di bawah kerajaan Visigoth termasuk rendah tingkat kebudayaannya. Namun ketika Islam datang, Andalusia berubah menjadi pusat peradaban. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang begitu pesat, bangunan dengan arsitekturnya yang indah dengan desain luar biasa bertebaran, bahkan masih ada yang tersisa hingga saat ini. Sebuah peradaban yang begitu maju untuk jamannya.
Perlu diperhatikan, ketika Andalusia dengan kota-kotanya telah begitu maju dengan pesatnya, Barat pada saat yang sama begitu terpuruk, bahkan masih terus berlanjut selama beberapa kurun waktu. Hal ini digambarkan oleh Wiliam Drapper dengan begitu jelasnya:
“Pada zaman itu Ibu Kota pemerintahan Islam di Cordova merupakan kota paling beradab di Eropa, 113.000 buah rumah, 21 kota satelit, 70 perpustakaan dan toko-toko buku, masjid-masjid dan istana yang banyak. Cordova menjadi mashur di seluruh dunia, dimana jalan yang panjangnya bermil-mil dan telah dikeraskan diterangi dengan lampu-lampu dari rumah-rumah di tepinya. Sementara kondisi di London 7 abad sesudah itu (yakni abad 15 M), satu lampu umumpun tidak ada. Di Paris berabad-abad sesudah zaman Cordova, orang yang melangkahi ambang pintunya pada saat hujan, melangkah sampai mata kakinya ke dalam lumpur”.

Hal ini juga dinyatakan Gustav le Bon. Sebelum Islam datang, di Barat tidak ada satupun Ilmu pengetahuan yang berkembang, melainkan tahayul:

"Sebuah kisah menarik terjadi pada zaman Daulat Abbasiah saat kepemimpinan Harun Al-Rasyid, tatkala beliau mengirimkan jam sebagai hadiah pada Charlemagne seorang penguasa di Eropa. Penunjuk waktu yang setiap jamnya berbunyi itu oleh pihak Uskup dan para Rahib disangka bahwa di dalam jam itu ada jinnya sehingga mereka merasa ketakutan, karena dianggap sebagai benda sihir. Pada masa itu dan masa-masa berikutnya, baik di belahan Timur Kristen maupun di belahan Barat Kristen masih mempergunakan jam pasir sebagai penentuan waktu".

Bangkitnya peradaban Eropa bermula dari Andalusia. Dengan Andalusia sebagai pusat ilmu pengetahuan, pemuda-pemuda dari berbagai daratan Eropa seperti Prancis, Inggris, Jerman dan Itali, dikirim ke sejumlah perguruan tinggi Andalusia untuk menuntut lmu pengetahuan dan teknologi pada Ilmuwan-ilmuwan muslim. Mereka inilah yang kemudian menggunakannya untuk pengembangan bangsanya. Pada masanya kemudian, bangsa Barat akhirnya mengalami lompatan besar pemikiran dan budaya. Dapat kita lihat kontribusi besar Islam terhadap bangkitnya peradaban Barat dan datangnya masa renaissance di Eropa.
Sangat disayangkan, kebangkitan Barat yang bermula dari Islam ini sering ditutup-tutupi Barat hingga akhirnya terabaikan. Saat ini kita yang umat Islam pun akhirnya lupa bahkan tidak tahu bahwa kemajuan Barat sejatinya tidak dengan sendirinya, melainkan ada peran Islam dan peradabannya di sana.



Rizka Kurnia Utami*
Anggota Angkatan Muda Al Baythar Banjarbaru
 dan mahasiswi Program Studi Arsitektur Unlam Banjarbaru

Tulisan ini dibuat untuk buletin AMAL, edisi Maret 2011
tulisan berbeda dengan yang terdapat di buletin
karena mengalami pengeditan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar