Sabtu, 16 April 2011

Memperingati Hari Kesehatan Internasional


7 April- Memperingati Hari Kesehatan Internasional.
Sejarah hari Kesehatan Internasional adalah hari dimana Piagam WHO (World Health Organization) disetujui PBB, hingga WHO sebagai lembaga internasional, hingga saat ini ada dengan tujuan menangani masalah kesehatan global, dengan tujuan meningkatkan kesehatan seluruh manusia dan melakukannya melalui sejumlah program kesehatan global. Hal ini karena PBB menyadari bahwa kesehatan dan kontrol penyakit adalah penting (esensial) bagi pembangunan ekonomi dan sosial (Encarta Encyclopedia).
Luar biasa memang, terdapat lembaga internasional yang khusus menangani masalah kesehatan dunia. Sebagai contoh, pada saat munculnya epidemik SARS pada 2003, WHO berperan penting dalam mendiagnosis dan mendeteksi terdapat penyebaran penyakit ini (Encarta Encyclopedia). Kemudian WHO juga membantu dalam mengadakan imunisasi (pengebalan) dasar bagi populasi masyarakat. Dapat dibayangkan bila tidak terdapat suatu lembaga khusus yang menangani atau paling tidak mengorganisir masalah kesehatan ini.

Namun jika kita kembali melihat ke belakang, sejak berdirinya tahun 1948, masalah-masalah kesehatan dunia ternyata tidaklah mulus adanya. Sungguh terasa ironis, ketika hari kesehatan internasional ternyata masih banyak orang-orang kelaparan hingga meninggal; masih banyak penyakit tidak dapat teratasi, dan masih kental jargon “orang miskin tidak boleh sakit”.

Apa yang terjadi? Analisis saya, karena pada masa ini, kita sebagai muslim sedang berada pada titik terendah. Kita berada pada masa dimana adidaya dan kekuasaan berada pada kaum yang lebih mementingkan materi dibandingkan hidup manusia sendiri. Masalah kesehatanpun tidak lain bertujuan asalkan kekuatan dan pembangunan ekonomi lancar, dan kondisi sosial mereka stabil. Sehingga kesehatan masyarakat bukanlah dianggap sebagai suatu masalah tersendiri tetapi merupakan salah satu aspek yang berkaitan dengan tujuan berkembangnya kepentingan ekonomi dan sosial.
The UN has recognized that adequate health and control of disease are essential to economic and social development.” 1
Maka wajarlah, bila lembaga bentukan UN- United Nation (PBB) ini tidak mampu menangani masalah-masalah kesehatan yang ada-melainkan sebagai formalitas belaka. Tidak jarang jika ada kepentingan ekonomi yang dianggap lebih besar disana- masalah kesehatan akan “menyesuaikan”.
(tiba-tiba ada mbak2 yang menyahut: sok bgt sih kamu, gimana kalau mereka benar-benar sungguh2, punya cita-cita tinggi mau menyehatkan seluruh manusia??)

Wah, mbak… jawaban saya kalau begitu: Dijamin, walaupun ada orang yang benar-benar; bersungguh-sungguuuuh mau menyehatkan masyarakat dengan lembaga internasional itu, tidak akan tercapai tujuannya untuk menjamin kesehatan masyarakat secara efektif dan merata, selama sistem yang dipakai dan dijalankan adalah kapitalisme: keuntungan yang sebesar-besarnya dengan usaha sekecil-kecilnya.
Saya ambil contoh yang paling mahsyur deh… AIDS, sampai sekarang belum bisa diatasi. Teman-teman yang di Kedokteran atau Biologi mungkin lebih tahu, berbeda dengan bakteri, virus berukuran sangaaat kecil. Begitu kecilnya, satuan yang digunakan adalah milimikron. Karena begitu kecilnya, virus tidak bisa ‘disaring’ sebagaimana bakteri dapat disaring dengan penyaring khusus. (Ingat, bakteri tidak dapat dilihat dengan mata telanjang karena begitu kecilnya, dan virus lebih kecil lagi dari itu).
AIDS disebabkan oleh virus. Namun demikian kita tahu, solusi yang ditawarkan adalah melakukan hubungan dengan aman, alias menggunakan kondom. Adalah sebuah lelucon. Dengan penyaring bakteri saja virus dapat lolos dengan mudah. Bagaimana bisa kondom mengatasi dan mencegah penyakit ini?
Disini kita lihat ada unsur kepentingan bahkan melakukan pembodohan publik. Kesehatan bukanlah apa-apa dibanding motif ekonomi, ataupun kepentingan sosial tertentu.

Lalu apa langkah kita? Menurut saya adalah langkah yang tepat bila kita melihat kepada solusi yang ditawarkan Islam. Dalam contoh diatas saja, sudah jelas bahwa penyakit ini muncul karena tidak ditaatinya syariat islam; karena syariat islam tidak diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Berzina bahkan dilegalkan oleh pemerintah. Saya tidak bohong. Di Surabaya, terdapat “kawasan khusus” bernama Doly- untuk melakukan kegiatan prostitusi yang bahkan terbesar se-Asia tenggara. Dan itu dilegalkan pemerintah dengan alasan menambah dana anggaran pemerintah. Beginilah ketika aturan Allah tidak dijalankan dalam kehidupan. Kesehatan masyarakat adalah salah satu masalah dari sekian banyak masalah akibat tidak diterapkannya islam dalam kehidupan. Semoga hari kesehatan internasional ini dapat menjadi momentum dan renungan bagi kita, bahwa kita harus kembali ke Islam. Terapkan Islam dalam kehidupan.
Wallahua’lam.
1)     
1) Howard, Peter. "United Nations." Microsoft® Encarta® 2009 [DVD]. Redmond, WA: Microsoft Corporation, 2008. 


oleh: Rizka Kurnia Utami
Koor. Departemen Opini & Syiar Angkatan Muda Al-Baythar UNLAM
Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat, Program studi Arsitektur

(Tulisan ini dibuat untuk opini Majalah dinding AMAL, April 2011)